Lupa itu wajar,
rahmat dan karunia
Ucapanku itu
bukan doa, kataku dalam hati, aku belum selesai bicaranya. Aku akan melanjutkan
kalimat itu dengan “ cukup diriku saja yang sering ditertawakan karena sering
kehilangan kunci dan handphone” . atau kebiasaan ku yang sering lupa dimana
meletakkan sesuatu.
Lupa itu rahmat,
kebiasaan lupa tersebut sebenarnya bukanlah suatu perbuatan yang kita sengaja
tapi sering singgah dalam kehidupan, terkadang membuat tidak ikhlas terkadang
membuat kita bersyukur . Namun dibalik itu semua ada pasti ada hikmah setiap
yang menimpa diri kita . kita menjadi lebih hati-hati untuk melangkah dan
melakukan sesuatu. Sehingga kedepannya tidak lagi mengulang kesalahan yang
sama. Sehingga kehati-hatian sudah menjadi bagian dari kita untuk menjalani
hidup ini. Tidak lagi bersikap acuh tak acuh terhadap sesuatu yang merugikan
diri sendiri. Sehingga hidup lebih tenang tanpa memikirkan hal-hal yang
sebenarnya memang tidak perlu dipikirkan.
Lupa itu karunia,
sifat lupa sendiri sebenarnya memang ada pada setiap diri kita. Setiap kita
tidak bisa memungkirinya bahkan itu adalah sebuah karunia dari Allah SWT. Coba
saja kita bayangkan bagaimanakah kita bisa hidup dengan tenang jika setiap yang
buruk yang menimpa kita tidak pernah bisa hilang dalam ingatan kita.
Bagaimanakah cara kita menjalani kehidupan jika terus dibayangi oleh
kejadian-kejadian buruk baik yang kita rasakan sendiri atau yang kita lihat.
Tidak ada yang
sia-sia dalam hidup ini, hanya saja kita jarang sekali mengucapkan rasa syukur
kepadaNYA. Kita sering mengeluhkan diri kenapa bisa begini dan begitu. Tanpa
kita sadari bahwa itu sebenarnya adalah pembelajaran bagi kita, agar kita lebih
bijak dalam menjalani hidup dan mengambil hikmah dalam setiap kejadian dengan
ungkapan rasa syukur kepadaNYA. "Fabiayyi alai rabbikuma tukaththibani"
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan, adakah pengingat lain
yang membuat kita memungkiri setiap yang diberikanNYA tiadalah sia-sia. Bisakah
kita hidup dengan tetap berada dalam aturan yang telah ditetapkanNYA? Hanya
diri kitalah yang mampu menjawabnya. Ada nikmat yang besar jika kita pandai
bersyukur dan ingat ada siksaan yang sangat pedih jika kita menjadi manusia
yang kufur terhadap nikmat-nikmatNYA. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur
pasti Aku akan menambah nikmat-Ku kepadamu dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku,
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Qs Ibrahim : 7)
0 komentar:
Posting Komentar