Lupa itu wajar, rahmat dan karunia

-->
Lupa itu wajar, rahmat dan karunia
Lupa itu wajar seperti halnya diriku waktu itu, suatu pagi ada seorang bapak yang bertanya ketika aku baru sampai di tempat kerja, sepertinya pagi ini aku terlambat lagi, ku lihat orang-orang sudah banyak yang datang, sambil menunggu jam kerja masuk mereka bercengkrawa sesama mereka. Bapak tersebut menanyakan apakah aku menemukan kunci motornya yang hilang, akupun menjawab tidak ada, sambil mengambil barang-barangku yang ku letakkan aku berujar “ya.. akhirnya pindah juga tu penyakit”, mendengar ucapan ku kontak saja mereka semua yang ada di dalam ruangan tersebut tertawa. Takut akan di permalukan  akupun pergi.
Ucapanku itu bukan doa, kataku dalam hati, aku belum selesai bicaranya. Aku akan melanjutkan kalimat itu dengan “ cukup diriku saja yang sering ditertawakan karena sering kehilangan kunci dan handphone” . atau kebiasaan ku yang sering lupa dimana meletakkan sesuatu.
Lupa itu rahmat, kebiasaan lupa tersebut sebenarnya bukanlah suatu perbuatan yang kita sengaja tapi sering singgah dalam kehidupan, terkadang membuat tidak ikhlas terkadang membuat kita bersyukur . Namun dibalik itu semua ada pasti ada hikmah setiap yang menimpa diri kita . kita menjadi lebih hati-hati untuk melangkah dan melakukan sesuatu. Sehingga kedepannya tidak lagi mengulang kesalahan yang sama. Sehingga kehati-hatian sudah menjadi bagian dari kita untuk menjalani hidup ini. Tidak lagi bersikap acuh tak acuh terhadap sesuatu yang merugikan diri sendiri. Sehingga hidup lebih tenang tanpa memikirkan hal-hal yang sebenarnya memang tidak perlu dipikirkan.
Lupa itu karunia, sifat lupa sendiri sebenarnya memang ada pada setiap diri kita. Setiap kita tidak bisa memungkirinya bahkan itu adalah sebuah karunia dari Allah SWT. Coba saja kita bayangkan bagaimanakah kita bisa hidup dengan tenang jika setiap yang buruk yang menimpa kita tidak pernah bisa hilang dalam ingatan kita. Bagaimanakah cara kita menjalani kehidupan jika terus dibayangi oleh kejadian-kejadian buruk baik yang kita rasakan sendiri atau yang kita lihat.
Tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini, hanya saja kita jarang sekali mengucapkan rasa syukur kepadaNYA. Kita sering mengeluhkan diri kenapa bisa begini dan begitu. Tanpa kita sadari bahwa itu sebenarnya adalah pembelajaran bagi kita, agar kita lebih bijak dalam menjalani hidup dan mengambil hikmah dalam setiap kejadian dengan ungkapan rasa syukur kepadaNYA. "Fabiayyi alai rabbikuma tukaththibani"
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan, adakah pengingat lain yang membuat kita memungkiri setiap yang diberikanNYA tiadalah sia-sia. Bisakah kita hidup dengan tetap berada dalam aturan yang telah ditetapkanNYA? Hanya diri kitalah yang mampu menjawabnya. Ada nikmat yang besar jika kita pandai bersyukur dan ingat ada siksaan yang sangat pedih jika kita menjadi manusia yang kufur terhadap nikmat-nikmatNYA. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Aku akan menambah nikmat-Ku kepadamu dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Qs Ibrahim : 7)


0 komentar:

Posting Komentar

 
Home | Gallery | Tutorials | Freebies | About Us | Contact Us

Copyright © 2009 zahra |Designed by Templatemo |Converted to blogger by BloggerThemes.Net

Usage Rights

DesignBlog BloggerTheme comes under a Creative Commons License.This template is free of charge to create a personal blog.You can make changes to the templates to suit your needs.But You must keep the footer links Intact.