hari itu merupakan hari pertama waktu aku mengikuti program yang diadakan oleh partai, program yang memberikan pelatihan bagaimana nantiknya outcome yang dihasilkan adalah mendapatkan jumlah kta yang telah ditargetkan. tiga jam berlalu hatiku selalu dag dig dug.. karena teringat akan isi perjanjian yang telah di tanda tangani sebelum acara dimulai, diantara isiya adalah harus bisa tidak berbicara sesama peserta selama kegiatan berlangsung, dan hp harus di non aktifkan, untuk tidak berbicara aku berfikir masih bisa menahannya tapi soal hp di non aktifkan, inilah masalahku, waktu salah satu instruktur acara mulai mengintrogasi peserta satu-satu termasuk diriku, aku malah berujar bahwa hp batrenya kosong ustad,namun sebenarnya hp masih hidup..
.<br />
aku merasa telah berbohong selama tiga jam lebih aku selalu bertigfar dan berdoa agar tidak satupun orang menghubungiku...rasa itu hilang setelah waktu istirahat masuk, dan aku memutuskan untuk melihat hp terlebih dahulu.. alhamdulillah ternyata Allah mengabulkan doaku, hp sudah tidak aktif lagi...alhamdulillah..
itulah salah satu bentuk mimpi besar namun berjiwa kerdil... berharap mendapatkan yang terbaik namun seringkali lupa akan-akan hal-hal kecil yang kita remehkan padahal itu menentukan bagaimana kita sebenarnya. jadi teringat sebuah isi majalah yang membahas masalah yang sama yang menceritakan gambaran bagaimana panglima besar Napoleon Bonaparte yang menutup sejarah sebagai kaisar Prancis dipaksa gulung tikar tak ada sisa nyaris sirna. padahal ia memiliki visi dan misi yang besar. dimajalah tersebut diceritakan bagaimana Napoleon kalah gara-gara mempunyai penyakit ambeian yang akut sehinga ia tidak bisa menunggang kuda, cerita lainya datang adanya salah seorang pemimpin pasukan kavalerinya yang bangun kesiangan dan tuturan lainnya Napoleon kalah gara-gara tulisan tangannya yang jelek sehingga pesan yang dikirimkannya tidak sampai dengan baik.
itulah kita sebagian manusia yang terkadang ingin sekali mendapat yang terbaik namun kita tidak mengiringi usaha-usaha tersebut dengan kebaikan, walaupun kebaikan-kebaikan itu merupakan hal-hal kecil yang kita anggap sepele. bagaimana mungkin kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan jiga kita masih terhalangi oleh penyakit-penyakit yang membuat kondisi tubuh kita tidak sehat akibat kita tidak memperhatikan pola makan kita misalnya, seperti waktu itu aku sudah bertekat akan mendapatkan kta terbanyak namun terhalangi oleh mual dan pusing yang mengakibatkan diri tidak bisa bersemangat dalam berjuang.
tidak berhenti disitu, ketika intsruktur mencek bagaimana ibadah-ibadah yang dilakukan? rasanya malu sekali..banyak ibadah yang tertinggal..beberapa kali tahajud dalam minggu ini, berapa juz qatam quran dalam minggu ini, barapa kali sholat dhuha dalam minggu ini... sungguh miris...banyak sekali amalan yang tertinggal... bahkan selama acara berlangsung seringkali diri melanggar apa yang telah disepakati untuk tidak berbicara sesama peserta selama dalam pelatihan.. banyak pernjanjian yang dilanggar... ketika kita berusaha untuk bertahan namun ada teman yang menggoda kita malah kalah dalam perjuangan... alasanya kalaupun kena hukuman bukankah nantiknya dihukum rame-reme... seakan-akan kita lupa dengan perjanjian awal padahal diatasnya kita mengucapkan asma Allah untuk memenuhinya bahkan kita juga mencari saksi, untuk meyakinkan diri bahwa kita betul-betul menyetujui isi perjanjian yang dibuat.
begitulah betapa lemahnya diri ini terkadang untuk menepati apa yang kita sepakati sendiripun kita tidak menyanggupinya.
jika seperti itu diri kita tanyakanlah pada hati nurani masihkan kita akan mendapatkan hasil yang baik itu disaat kita sudah mulai termasuk ciri-ciri orang yang tidak menepati janji yang kita buat sendiri...?
semoga kedepan bisa lebih baik lagi, jadikan setiap momen sebagai pelajaran untuk cambuk agar diri lebih baik lagi....amin
0 komentar:
Posting Komentar